Selasa, 06 Juni 2017

VIRUS









Virus



A. Sejarah Perkembangan Virus

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.


Virus tidak dapat diklasifikasikan dalam sel karena virus tidak memiliki nukleas dan sitoplasma. Virus dapat berada di luar sel atau di dalam sel. Di luar sel virus merupakan partikel submikroskopis yang mengandung asam nukleat yang dibungkus oleh protein dan kadang mengandung makromolekul lain. Di dalam sel, khususnya pada sel hidup, virus dapat memperbanyak diri. Virus dapat sebagai agen penyakit (agents of disease) dan agen hereditas (agents of heredity).


Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.


Setelah itu pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil. Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.



B. Ciri-ciri Virus, Struktur Virus, Bentuk Virus, dan Ukuran Virus



1. Ciri-ciri virus

Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


Tidak berbentuk sel, karena tidak mempunyai protoplasma, dinding sel, sitoplasma, dan nukleas.
  1. Dapat digolongkan sebagai benda mati, karena dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma. 
  2. Dapat digolongkan sebagai benda hidup, karena memiliki kemapuan metabolism,reproduksi,dan memiliki asma nukleat. 
  3. Hanya dapat berkembang biak di dalam sel atau jaringan yang hidup. 
  4. Organisme subrenik hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. 
  5. Virus berasal dari bahasa latin venom yang berarti cairan yang beracun. 
  6. Bersifat pasif. 


2. Struktur virus
Struktur virus terdiri atas:

Bagian pusat virus: mengandung AND atau ARN dikelilingi oleh selubung atau capsid dari protein.
Capsid: dibangun oleh beribu-ribu molekul protein.
Kapsomer (capsomere): mempunyai bentuk bermacam-macam seperti prisma, heksagonal, pentagonal.


3. Bentuk virus
Bentuk virus bermacam-macam, yaitu silindris, kotak, oval, memanjang, dan polyhedron.


4. Ukuran virus
Ukuran virus lebih kecil dari bakteri 30 nm – 300 nm (1nm = 10-9).



C. Klasifikasi Virus


1. Berdasarkan Tempat Hidupnya

a. Virus bakteri (bakteriofage)
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerang bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatut secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk penghimunan salinan-salina virus di dakam sel hidup.Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Perancis, D’Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilihan DNA. Bagian leher berfungsi untuk memasukkan DNA irus ke dalam sel inangnya.


b. Virus tumbuhan
Virus yang parasitpada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan. Tobacco Mozaic Virus (TMV0 dan Beet Yellow Virus (BYV).


c. Virus hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.



2. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat


Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss) DNA pita ganda, (DNA ds), RNA iota tunggal (RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).


3. Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus
Dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

a. Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)
Virus ini meiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membrane. Membrane terdiri daridualipid danprotein, (biasanya glikoprotein). Membrane ini berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.


b. Virus yang tidak memiliki selubung
Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus). Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.



D. Perkembangbiakan Virus (Replikasi Virus)

Virus hanya dapat bereproduksi atau replikasi dalam sel hidup atau jaringan hidup lain. Replikasi virus merupakan proses penggandaan virus. Proses replikasi virus dapat diamati dengan jelas pada bakteriofage yang menyerang bakteri Escherichia coli. Proses replikasi virus ada dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik.



1. Daur Litik (pecah)

Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel hospes (sel yang ditumpanginya) setelah selesai melakukan replikasi. Daur litik terjadi dalam beberapa tahap berikut.

a. Adsorpsi
Adsorpsi yaitu melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri.

b. Penetrasi
Penetrasi yaitu ujung serabut ekor virus masuk dan menyatu dengan sel bakteri sehingga terbentuk saluran dari tubuh virus ke bakteri. Virus memasukkan materi genetiknya (asam nukleat) ke dalam bakteri melalui saluran tersebut. Kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri. Jika telah kosong, kapsid akan terlepas dan tidak berfungsi lagi.

c. Eklifase
Eklifase yaitu virus mengambil alih perlengkapan metabolik sel bakteri. Selanjutnya, asam nukleat virus mengendalikan pembentukan protein dan komponen-komponen tubuh virus baru dengan menggunakan bahan yang tersedia dalam sitoplasma bakteri.

d. Replikasi
Replikasi yaitu pembentukan bagian-bagian tubuh virus baru.

e. Perakitan
Perakitan yaitu bagian-bagian tubuh virus yang terbentuk dalam replikasi selanjutnya akan membentuk virus-virus bakteriofage yang baru.

f. Lisis
Lisis yaitu pecahnya sel bakteri yang mengeluarkan virus-virus baru yang akan menginfeksi bakteri dan memulai daur litik kembali.



2. Daur Lisogenik


Pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri. Asam nukleat virus tidak mengambil alih fungsi proses sintesis asam nukleat bakteri, tetapi menjadi bagian dari DNA bakteri. Adapun tahapan dalam daur lisogenik sebagai berikut.


a. Adsorpsi dan penetrasi, prosesnya sama dengan daur litik.

b. Penggabungan yaitu asam nukleat virus bergabung atau menyisip pada asam nukleat bakteri. Gabungan asam nukleat ini disebut profage.

c. Pembelahan, pada saat bakteri membelah diri, profage ikut membelah sehingga menghasilkan bakteri-bakteri yang mengandung profage.

d. Sintesis, yaitu asam nukleat virus secara alami akan memisahkan diri dari asam nukleat bakteri untuk memasuki daur litik. Selanjutnya, asam nukleat virus akan membentuk partikel-partikel virus baru.

e. Perakitan, yaitu penyusunan partikel-partikel virus menjadi virus-virus baru.

f. Lisis, yaitu lisisnya sel bakteri dengan mengeluarkan virus-virus baru yang selanjutnya akan mengikuti daur litik atau lisogenik kembali.



E. Peran Virus bagi Kehidupan


1. Virus yang Menguntungkan bagi Manusia

a. Virus digunakan untuk memproduksi interferon.
Interferon adalah protein yang dihasilkan oleh sel normal sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon berfungsi untuk mencegah replikasi virus pada sel hospes.


b. Profage
Profage dapat digunakan untuk mengubah fenotip bakteri sehingga bermanfaat dalam bidang kedokteran. Misalnya DNA virus digabungkan dengan gen manusia, yaitu gen penghasil antigen. Gabungan gen atau profage tersebut kemudian disambungkan ke DNA bakteri. Dengan demikian, fenotip sel bakteri mengalami perubahan. Sel bakteri tersebut mampu membuat antigen seperti halnya sel manusia.


c. Virus digunakan untuk pembuatan vaksin.
Vaksin berisi patogen yang telah dilemahkan sehingga sifat patogenitasnya hilang, tetapi sifat antigenitasnya tetap. Contoh vaksin sebagai berikut.

  1. OPV (Oral Polio Vaccine) untuk mencegah penyakit polio. 
  2. HBV (Hepatitis B Vaccine) untuk mencegah penyakit kuning. 
  3. HZV (Varicella Zoster Vaccine) untuk mencegah penyakit cacar air. 
  4. MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk mencegah penyakit cacar air, gondong, dan campak jerman. 
  5. Virus dapat digunakan untuk pembuatan peta kromosom yang sangat penting bagi dunia kedokteran 

b. Virus yang Merugikan

Virus dapat menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan, hewan, ataupun manusia.


1. Virus yang menyerang tumbuhan

  1. Virus tungro menyerang tanaman padi melalui perantara wereng cokelat. 
  2. Tobacco Mosaic Virus(TMV) menyebabkan timbulnya bercak kuning pada daun tembakau. 
  3. Turnip Yellow Mosaic Virus(TYMV) menyebabkan penggulungan daun pada tanaman kapas. 
  4. Cucumber Mosaic Virus (CMV) menyerang mentimun. 
  5. Bean Mosaic Virus (BMV) menyerang buncis. 
  6. Wheat Mosaic Virus (WMV) menyerang gandum. 
  7. Sugarcane Mosaic Virus (SMV) menyerang tebu. 

2) Virus yang menyerang hewan

  1. New Castle Disease (NCD) menyerang saraf unggas (tetelo). 
  2. Foot and Mouth Disease(FMD) menyerang kuku dan mulut hewan pemamah biak, contohnya sapi, kambing, dan kerbau. 
  3. Rhabdovirus menyebabkan penyakit rabies pada anjing, kera, dan manusia. 
  4. Rous Sarcoma Virus(RSV) menyebabkan tumor pada ayam. 

3) Virus yang menyerang manusia

  1. Influenzavirus menyerang saluran pernapasan. 
  2. Varicella zoster menyerang tubuh sehingga menimbulkan luka cacar air pada kulit tubuh. 
  3. Poliovirus menyerang saraf dan otak balita sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan. 
  4. Hepatitisvirus menyerang hati penderita sehingga membengkak. 
  5. Rhabdovirus menyerang sistem saraf pusat penderita. 
  6. Human Immunodeficiency Virus(HIV) menyerang sel darah putih jenis limfosit T. Virus ini merupakan penyebab penyakit AIDS. 
  7. Ebolavirus menyerang sel darah putih jenis makrofag dan jaringan fibroblas.

thanks ^^

Minggu, 04 Juni 2017

ETOLOGI (PERILAKU HEWAN)

Etologi (Perilaku Hewan): Pengertian, Jenis, dan Contohnya


Setiap mahluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap bertahan sebagai mahluk hidup maka mereka harus mampu melakukan adaptasi baik pada level populasi maupun komunitas pada suatu biosfer.
 
Jika ditelaah berbagai macam interaksi pada mahluk hidup, maka banyak sekali contoh pola-pola perilaku yang diperlihatkan pada hewan dari berbagai taksa. Kajian mengenai perilaku tersebut telah dilakukan sejak lama oleh para peneliti dimana hewan dapat berkomunikasi, bergerak, melakukan interaksi social, dan
mencari makanan. Kajian perilaku hewan pada dasarnya mengkaji bagaimana hewan-hewan berperilaku di lingkungan dalam berbagai situasi dengan pola yang spesifik.
 
Dalam klasifikasinya, perilaku hewan dapat dikategorikan menjadi dua yang dilandaskan kepada bagaimana perilaku tersebut bisa terbentuk atau dimiliki suatu spesies atau individu. Dua jenis perilaku itu adalah :
 
1. Perilaku alami (yang diperoleh tidak dengan proses belajar tetapi didasari oleh genotip dan interaksinya dengan lingkungan)
 
2. Perilaku akibat belajar yang hanya dapat dimiliki oleh suatu hewan jika telah mengalami suatu pelajaran baik oleh kejadian tertentu yang menimbulkan pengalaman atau memang karena adanya serangkaian pembelajaran yang dilakukan oleh individu lain (baik oleh spesiesnya sendiri, spesies lain atau oleh manusia)
 
Jenis – Jenis Perilaku Alami

(1). Innate : merupakan perilaku yang telah ada di dalam individu sebagai bawaan lahir dan berkembang secara tetap/ pasti. Perilaku ini tidak memerlukan proses belajar, sering kali terjadi pada saat baru lahir dan bersifat genetic (dapat diturunkan). Dalam perilaku ini dikenal adanya istilah insting terutama berupa insting dasar yang menjadikan suatu hewan dapat melakukan sesuatu atau bertindak dalam kondisi tertentu. Contoh perilaku ini adalah sang anak yang baru lahir dapat menemukan sendiri kelenjar susu induknya untuk dapat memperoleh makanan dari air susu. Perilaku Planaria yang menghindar dari cahaya juga merupakan contoh dari perilaku insting.
 
(2). Pola Aksi Tetap (Fixed Action Patterns/ FAPs): merupakan perilaku stereotipik yang merupakan serangkaian aktivitas oleh adanya stimulus spesifik. Contoh perilaku ini adalah ketika seekor anak burung baru menetas, ia akan dengan spontan membuka mulutnya dan kemudian induknya akan menaruh makanan di mulutnya tersebut. Contoh lainnya adalah ritual kawin pada beberapa jenis burung seperti burung merak atau burung kuau. Ritme cycardian (jam biologis) juga dimasukkan kedalam jenis perilaku pola aksi tetap misalnya kelelawar insektivora yang hanya aktif di malam hari.


(3). Perilaku Agonistik : perilaku agresif yang pada dasarnya dilakukan untuk dapat bertahan hidup (survival) atau memperoleh pengakuan dalam kelompok tertentu. Tujuan spesifik dari terjadinya agonistic sangat beragam, dan dapat terjadi intraspesies atau interspesies. Kadang kala perilaku ini bisa menyebabkan kematian tetapi terkadang hanya berupa ritual semata.
 
(4). Perilaku Teritroial : merupakan perilaku mempertahankan suatu area tertentu (home range) dari kehadiran spesies atau individu pesaing sehingga suatu hewan dapat memiliki sumber makanan, tempat bereproduksi atau beraktivitas dan memelihara anak dan keturunannya dengan pesaing yang minimal atau bahkan tanpa adanya pesaing. 

Bentuk-bentuk teritrorialnya beragam, dapat berupa adanya penanda (urine, kotoran, bekas cakaran) di berbagai tempat dalam kawasan tertentu atau dengan adanya perlawanan ketika ada individu atau spesies lain mencoba masuk ke dalam kawasan. Perilaku teritori ini contohnya pada perilaku Harimau, Singa, dan hewan-hewan buas lainnya yang memiliki kawasan tertentu sebagai tempat mencari makanannya.
 
(5). Perilaku Alturistik : merupakan perilaku social non egois pada hewan yang berkoloni dimana salah satu individu mengorbankan diri sendiri untuk menyelamatkan anggota lain yang lebih banyak dalam koloni tersebut. Perilaku ini akan merugikan bagi sang individu altruist karena dia dapat mati oleh ancaman tetapi anggota yang lebih banyak akan selamat atas tindakan penyelamatan yang ia lakukan. 

Contoh perilaku alturis adalah perilaku kera yang memberi alaram kepada koloninya bahwa terdapat predator yang akan menyerang, sehingga anggota koloni dapat segera menyelamatkan diri sedangkan dirinya mungkin saja terbunuh karena dapat dideteksi dari suara “alarm” yang ia berikan kepada anggota koloninya.
 


Jenis-Jenis Perilaku Belajar

(1) Periaku Habituasi (Habituation) : merupakan jenis perilaku hewan yang mengabaikan suatu stimulus yang berulang-ulang dan tidak membahayakan dirinya. Perilaku ini dapat juga dikatakan sebagai bentuk kehilangan respons hewan terhadap jenis stimulus tertentu yang berdasarkan pengalamannya sebelumnya bahwa stimulus yang ia rasakan tidak pernah menimbulkan ancaman atau bahaya bagi dirinya sendiri. 

Contoh perilaku habituasi adalah anjing atau kucing yang saat awal dipelihara akan segera menyerang pemiliknya jika ditepuk punggungnya tetapi setelah sekian lama kebiasaan menepuk punggung tersebut ternyata tidak menimbulkan rasa sakit atau cidera maka anjing atau kucing akan mengabaikan saja tindakan itu yang pada akhirnya ia tidak akan merespon apapun ketika punggungnya ditepuk berulang kali.
 
(2). Imprinting : merupakan suatu perilaku berupa pengenalan atau persepsi terhadap suatu objek seperti induk yang berlangsung pada periode kritis setelah lahir (periode kritis ini berbeda masing-masing hewan). Sebagian besar unggas biasanya memperlihatkan perilaku ini ketika baru lahir, salah satunya adalah sekelompok angsa yang baru menetas lalu langsung anda beri makan, maka angsa-angsa tersebut akan menganggap itu sebagai induknya sehingga ia akan mengikuti kemana saja anda pergi. 

Walaupun anak-anak angsa tersebut kemudian melihat induk aslinya, tetap saja ia akan mengabaikan karena sudah ada persepsi dasar yang ia temukan saat pertama kali lahir. Perilaku ini dapat bersifat permanen namun dapat juga hilang seiring bertambahnya usia dan terlewatinya periode kritis.

(3). Perilaku Asosiasi Pengkondisian Klasik (Clasical Conditioning): merupakan perilaku dimana hewan akan terbiasa untuk melakukan tindakan tertentu karena adanya orientasi hadia (reward) yang akan dia peroleh jika hal tersebut ia lakukan dan adanya hukuman (punishment) jika ia tidak melaksanakannya. Ini biasanya dikondisikan selama proses pembelajaran yang sebagian besar dilakukan oleh manusia sebagai pendidiknya (contoh di dunia sirkus). 

Persepsi tentang hadiah dan hukuman yang berasosiasi langsung dengan stimulus tertentu ini akan menjadi permanen sehingga kendati kemudian tidak ada hadia atau hukuman setelah respon yang ia lakukan, respon tersebut akan tetap ia lakukan pada periode berikutnya ketika ada stimulus serupa. 

Contohnya adalah perilaku lumba-lumba yang biasanya akan diberi makan jika ia bisa melintasi lingkaran api di atas kolam atau juga perilaku anjing yang segera menjulurkan lidah dan saliva yang menetes saat dibunyikan garputala (karena saat ia diajari pada periode sebelumnya, stimulus suara berupa garputala selalu berasosiasi dengan akan adanya makanan yang dia peroleh dari tuannya).
 
(4). Perilaku Asosiasi Pengkondisian Operan (Operant Conditioning) : merupakan perialu yang diperoleh dari tindakan coba-coba atau trial and error. Semakin dekat individu mendapatkan respon dengan adanya stimulus positif maka akan semakin mudah baginya mengulang keberhasilan respon tersebut. Dapat juga terjadi kepada hewan yang semakin lama semakin sedikit mengeluarkan energi untuk memperoleh makanan. Atau dapat juga berupa perilaku jerah setelah suatu pengalaman buruk tertentu yang ia peroleh ketika melakukan suatu tindakan.
 
(5). Imitasi : merupakan perilaku hewan yang diperolehnya dengan mengamati perilaku hewan lain lalu menirukannya tetapi peniruan ini terjadi setelah melewati periode kritis perkembangannya. Banyak contoh hewan seperti anjing, kucing atau serigala yang belajar teknik tertentu dalam berburu mangsa dengan meniru induknya.
 
(6). Perilaku Inovasi (Insight Learning atau Reasoning) : merupakan perilaku paling cerdas dimana suatu hewan dapat merespon sesuatu stimulus pada kondisi tertentu dalam memecahkan permasalahannya secara cepat dan spontan kendati tidak ada pembelajaran yang identik dengan kondisi tersebut sebelumnya. Subjek dari inovasi adalah penyelesaian masalah (problem solving). Contohnya adalah seekor kera yang dikurung dalam ruang tertutup dimana di langit-langit ruangan digantungkan pisang yang tidak akan dapat diraihnya jika tanpa bantuan alat tertentu. Maka dengan serta merta kera tersebut akan segera menyusun kotak-kotak kayu yang ada dalam ruangan membentuk tangga untuk mencapai pisang yang tinggi tersebut.
  


Teori Kemiosmosis

Teori Kemiosmosis

Elektron – elektron dari NADH dan FADH 2  kehilangan energy saat melewati rantai dalam fosforilasi oksidatif. Energy tersebut digunakan untukmemfosforilasi ADP menjadi ATP. Teori kemiosmosis menjelaskan bagaimana fosforilasi tersebut terjadi. Proses ini bias disamakan dnegan pembangkitan ATP pada kloroplas



1.       H+  terakumulasi di ruangan luar. Siklus Kerbs menghasilkan NADH dan FADH2  dalam matriks. Saat NADH dan FADH2  berpindah melalui rantai transport electron, H+ ( yang hanya terdiri dari 1 proton ) dipompa dari matriks melewati krista dan menuju ruangan luar ( antara krista dan membrane luar mitokondria ).

2.       Gradien pH dan elektrik melintasi membrane krista terbentuk. Akumulasi H+ di ruangan luar membentuk gradient proton ( yang ekuivalen dengan gradient pH ) dan gradient muatan elektrik. Gradien – gradien ini merupakan simpanan energi potensial, seperti halnya air dalam bendungan yang menyimpan energi.


3.       Sintase ATP membangkitkan ATP. Protein – protein saluran ( sintase ATP ) dalam krista memungkinkan proton di ruangan luar mengalir kembali ke matriks. Proton – protonyang bergerak melalui saluran membangkitkan energi untuk protein – protein saluran ini untuk menghasilkan ATP. Ini sama halnya dengan turbin di bendungan yang membangkitkan listrik saat dilalui air.

RESPIRASI AEROB SEL

Respirasi ( Pernapasan ) berdasarkan adanya O2 dibagi menjadi dua, yaitu aerob dan anaerob.

Aerob :

Proses respirasi aeorb dibagi menjadi tiga komponen, yaitu : glikolisis, siklus kerbs, dan fosforilasi oksidatif. berikut akan dijelaskan satu persatu mengenai ketiganya :

1.) Glikolisis 

Glikolisis  adglukosa ( gliko ) menjadi piruvat ( atau  asam piruvat ). Sembilan produk antara terbentuk, dan sudah pasti masing - masing dikatalisis oleh sebuah enzim. langkah - langkah glikolisis diringkas sebagai berikut :
alah pemecahan ( lisis )

  1. 2 ATP ditambahkan. beberapa langkah awal memerlukan masukan energi. langkah ini mengubah glukosa sebagai persiapan untuk langkah - langkah berikutnya.

  2. NADH dihasilkan.  NADH adalah koenzim, yang menerima 2 elektron dari moleul substrat. seperti NADPH pada fotosintesis, NADH ini merupakan molekul kaya energi. ( NADH dan NADPH dapat dibedakan dengan melihat huruf P sebagai pengingat bahwa itu terdapat dalam proses Photosynthesis ( fotosintesis ), akan tetapi, makna P sebenarnya dalam NADPH adalah fosfor ).

  3. 4 ATP dihasilkan

  4. 2 piruvat dihasilkan

Secara ringkas, glikolisis mengambil 1 glukosa dan mengubahnya menjadi 2 piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP ( terbentuk 4 ATP, namun yang digunakan hanya 2 )


2.) Siklus Kerbs 

Siklus Kerbs memerinci apa yang terjadi pada piruvat hasil akhir glikolisis. meskipun siklus kerbs digambar untuk 1 piruvat, ingat bahwa glikolisis menghasilkan 2 piruvat. langkah siklus kerbs adalah sebagai berikut :

  1. Piruvat menjadi asetil CoA. Pada langkah menuju siklus kerbs yang sebenarnya, piruvat bergabung dengan koenzim A ( CoA )untuk menghasilkan asetil CoA. Pada reaksi ini juga dihasilkan 1 NADH dan 1 CO2

  2. Siklus Kerbs : 3 NADH, 1 FADH2, 1 ATP, CO2. Siklus Kerbs dimulai saat asetil CoA bergabung dengan OAA ( asam oksaloasetat ) untuk membentuk asam sitrat. Dalam Siklus Kerbs ini, dihasilkan 3 NADH dan1 FADH, dan melepaskan CO2 ( karbon dioksida ) sebagai jenis udara yang dihembuskan hewan saat bernapas. Siklus Kerbs juga disebut siklus asam sitrat atau siklus trikarboksilat ( TCA ).


3.) Fosforilasi Oksidatif 

Fosforilasi oksidatif adalah proses mengekstrak ATP  dari NADH dan FADH2 ( hasil dari siklus Kerbs ). Elektron - elektron berpindah dari satu protein ke protein pembawa lainnya di sepanjang rantai,  yang setiap langkahnya kehilangan energi. Sitokrom dan berbagai proteintermodifikasi berperan sebagai protein pembawa dalam rantai ini.Salah satu sitokrom, yaitu sitokrom c, sering digunakan untuk mengetahui genetika suatu spesies. Akseptor elektron terakhir di ujung rantai adalah oksigen. 1/2 O2 menerima 2 elektron dan bersama 2 H+ membentuk air ( H2O ). NADH menyediakan elektron - elektron yang memiliki cukupenergi untuk memfosforilasi 3 ADP menjadi 3 ATP. FADH2 menjadi 2 ATP>

Sekian, semoga bermanfaat, Wassalam ^^